Sebuah gagasan selama ini berkembang luas di masyarakat bahwa nyamuk lebih suka menggigit perempuan karena memiliki rasa yang lebih manis. Hal ini diyakini akibat hormon estrogen yang dimiliki oleh perempuan merupakan daya tarik yang kuat. Namun pada kenyataannya gagasan itu tidaklah benar, jenis kelamin tidak terlalu memainkan peran dan apa yang orang pikirkan selama ini tidaklah benar.
Berdasarkan salah satu laporan Annals of Internal Medicine menunjuka bahwa laki-laki memang lebih mungkin diserang karena memiliki ukuran tubuh yang lebih besar. Tapi efek yang sama juga terlihat pada perempuan. Ketika para ilmuwan
membandingkan antara ibu hamil dengan perempuan yang tidak hamil, didapatkan nyamuk lebih tertarik dua kali lipat terhadap perempuan hamil.
"Orang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar cenderung lebih menarik bagi nyamuk, Hal ini kemungkinan karena orang-orang ini relatif memiliki suhu tubuh lebih panas atau mengeluarkan karbon dioksida lebih banyak. Selain karbon dioksida, asam laktat juga termasuk daya tarik daya tarik yang kuat bagi nyamuk. Itu sebabnya orang akan lebih mudah untuk diserang nyamuk ketika berada diluar dan berkeringat," ujar Dr. Clifford W. Basset dari Allergy and asthma Care of New York.
Basset menambahkan, nyamuk bisa merasakan suatu bahan kimia yang ada di kulit hingga jarak 30 meter tetapi tidak tergantung pada jenis kelamin. Karena faktor yang mempengaruhi seberapa sering nyamuk menggigit seseorang adalah ukuran tubuh, suhu tubuh serta banyaknya karbon dioksida yang dikeluarkan.
Berdasarkan salah satu laporan Annals of Internal Medicine menunjuka bahwa laki-laki memang lebih mungkin diserang karena memiliki ukuran tubuh yang lebih besar. Tapi efek yang sama juga terlihat pada perempuan. Ketika para ilmuwan
membandingkan antara ibu hamil dengan perempuan yang tidak hamil, didapatkan nyamuk lebih tertarik dua kali lipat terhadap perempuan hamil.
"Orang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar cenderung lebih menarik bagi nyamuk, Hal ini kemungkinan karena orang-orang ini relatif memiliki suhu tubuh lebih panas atau mengeluarkan karbon dioksida lebih banyak. Selain karbon dioksida, asam laktat juga termasuk daya tarik daya tarik yang kuat bagi nyamuk. Itu sebabnya orang akan lebih mudah untuk diserang nyamuk ketika berada diluar dan berkeringat," ujar Dr. Clifford W. Basset dari Allergy and asthma Care of New York.
Basset menambahkan, nyamuk bisa merasakan suatu bahan kimia yang ada di kulit hingga jarak 30 meter tetapi tidak tergantung pada jenis kelamin. Karena faktor yang mempengaruhi seberapa sering nyamuk menggigit seseorang adalah ukuran tubuh, suhu tubuh serta banyaknya karbon dioksida yang dikeluarkan.
1 komentar:
wah,,ini nih. binatang yang paling aku tidak suka,,uda ngisep darah, bikin gatel,,bawa penyakit lagi,,nyamuk!!!
owh jadi ukuran badan juga ngaruh ya,,dari yang aku pernah baca si nyamuk melihat mangsa(manusia) hanya dari bau dan suhu tubuh,,
oke bro,,nice :)
Posting Komentar